Bassist Marcus Miller

Marcus Miller adalah seorang bassist, komposer, produser, dan multi-instrumentalis asal Amerika Serikat yang terkenal dengan gaya bermain bass slap dan fretless. Ia telah berkolaborasi dengan banyak musisi legendaris seperti Miles Davis, Herbie Hancock, Luther Vandross, David Sanborn, dan banyak lagi. Ia juga telah merilis lebih dari 20 album solo dan memenangkan beberapa penghargaan Grammy.

Awal Karier

Marcus Miller lahir pada tanggal 14 Juni 1959 di Brooklyn, New York. Ia mulai belajar bermain klarinet pada usia sembilan tahun dan beralih ke bass pada usia 12 tahun. Ia terinspirasi oleh bassist seperti James Jamerson, Larry Graham, Stanley Clarke, Jaco Pastorius, dan Anthony Jackson. Ia juga belajar bermain piano, gitar, saksofon, dan drum.

Pada usia 15 tahun, ia sudah mulai tampil di klub-klub jazz di New York bersama musisi-musisi seperti Lonnie Liston Smith, Lenny White, Bernard Wright, Tom Browne, dan Grover Washington Jr. Ia juga menjadi anggota band Saturday Night Live pada tahun 1978-1979. Pada tahun 1980-an, ia menjadi salah satu bassist studio paling dicari di industri musik dan bermain untuk artis-artis seperti Aretha Franklin, Roberta Flack, Chaka Khan, Bob James, Carly Simon, George Benson, dan banyak lagi.

Kolaborasi dengan Miles Davis

Salah satu kolaborasi paling berpengaruh dalam karier Marcus Miller adalah dengan trompetis jazz legendaris Miles Davis. Ia pertama kali bertemu dengan Davis pada tahun 1981 saat ia diminta untuk menggantikan bassist Al Foster yang sakit. Ia kemudian menjadi anggota tetap band Davis dan berkontribusi dalam penulisan lagu-lagu seperti “Back Seat Betty”, “Jean Pierre”, “My Man’s Gone Now”, dan “Portia”.

Pada tahun 1986, ia menjadi produser utama untuk album comeback Davis yang berjudul Tutu. Album ini menampilkan gaya musik fusion yang menggabungkan jazz, funk, pop, dan elektronik. Miller menulis sebagian besar lagu-lagu di album ini dan juga memainkan hampir semua instrumen kecuali trompet. Album ini mendapat pujian kritis dan komersial dan memenangkan Grammy Award untuk Best Jazz Instrumental Performance.

Miller juga terlibat dalam produksi album-album Davis berikutnya seperti Amandla (1989), Doo-Bop (1992), dan Miles & Quincy Live at Montreux (1993). Ia juga tampil bersama Davis di beberapa festival jazz internasional seperti Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, dan Nice Jazz Festival.

Karier Solo

Selain berkolaborasi dengan musisi lain, Marcus Miller juga memiliki karier solo yang sukses. Ia merilis album solo pertamanya yang berjudul Suddenly pada tahun 1983. Album ini menampilkan gaya musik R&B dan pop dengan pengaruh jazz dan funk. Album ini juga menampilkan vokalis Luther Vandross yang merupakan teman dekat Miller.

Album solo kedua Miller yang berjudul Marcus Miller dirilis pada tahun 1984. Album ini lebih menekankan pada kemampuan bermain bass Miller dengan gaya slap dan fretless. Album ini juga menampilkan lagu-lagu instrumental seperti “Lovin’ You”, “Much Too Much”, dan “Unforgettable”.

Pada tahun 1993, Miller merilis album solo ketiganya yang berjudul The Sun Don’t Lie. Album ini merupakan album konseptual yang bercerita tentang perjalanan seorang budak Afrika yang dibawa ke Amerika Serikat. Album ini menampilkan gaya musik yang lebih eksperimental dan eklektik dengan pengaruh dari jazz, blues, reggae, hip hop Baik, saya akan melanjutkan kontennya. Ini adalah hasilnya: dan musik Afrika. Album ini juga menampilkan kolaborasi dengan musisi-musisi seperti Wayne Shorter, David Sanborn, Hiram Bullock, Maceo Parker, dan Miles Davis.

Proyek-Proyek Lain

Selain menjadi bassist, komposer, dan produser, Marcus Miller juga terlibat dalam berbagai proyek lain di bidang musik dan film. Ia telah membuat musik untuk beberapa film seperti Siesta (1987), Ladies’ Man (1999), Boomerang (1992), The Brothers (2001), About Last Night (2014), dan Marshall (2017). Ia juga menjadi host untuk beberapa acara radio dan podcast seperti Miller Time di SiriusXM dan Transatlantic Jazz di BBC Radio 2.

Marcus Miller juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Ia menjadi duta besar UNESCO untuk Perdamaian dan Budaya pada tahun 2013. Ia juga mendukung berbagai organisasi seperti Jazz Foundation of America, Thelonious Monk Institute of Jazz, We Are Family Foundation, dan International Slavery Museum.

Penghargaan dan Pengaruh

Marcus Miller telah menerima banyak penghargaan dan pengakuan atas karya-karyanya di dunia musik. Ia telah memenangkan tiga Grammy Award untuk Best R&B Song (“Power of Love/Love Power” bersama Luther Vandross pada tahun 1991), Best Contemporary Jazz Album (M2 pada tahun 2001), dan Best R&B Album (Luther Vandross pada tahun 2003). Ia juga telah dinominasikan untuk tujuh Grammy Award lainnya.

Marcus Miller juga telah mendapatkan penghargaan lain seperti Edison Award (2006), Victoires du Jazz (2007), Miles Davis Award (2010), Echo Jazz Award (2013), Soul Train Music Award (2015), dan Bass Player Lifetime Achievement Award (2018). Ia juga telah masuk ke dalam beberapa hall of fame seperti Oklahoma Jazz Hall of Fame (2006), Brooklyn Jazz Hall of Fame (2010), Hollywood’s RockWalk (2010), dan International Society of Bassists Hall of Fame (2019).

Marcus Miller juga telah memberikan pengaruh yang besar bagi generasi bassist selanjutnya. Banyak bassist yang mengagumi dan meniru gaya bermainnya seperti Victor Wooten, Richard Bona, Marcus Miller Jr., Hadrien Feraud, Tal Wilkenfeld, Esperanza Spalding, dan banyak lagi. Ia juga telah mengajar dan memberi masterclass di berbagai sekolah musik dan universitas seperti Berklee College of Music, New York University, Conservatoire de Paris, dan Royal Academy of Music.

Kesimpulan

Marcus Miller adalah salah satu bassist paling berbakat dan berpengaruh di dunia musik. Ia telah menunjukkan kemampuan bermain bass yang luar biasa dengan gaya slap dan fretless yang khas. Ia juga telah menunjukkan kemampuan bermusik yang luas dengan menjadi komposer, produser, dan multi-instrumentalis yang handal. Ia telah berkolaborasi dengan banyak musisi legendaris terutama Miles Davis yang menjadi mentor sekaligus temannya. Ia juga memiliki karier solo yang sukses dengan merilis lebih dari 20 album solo yang menampilkan gaya musik yang variatif dan inovatif. Ia juga terlibat dalam berbagai proyek lain di bidang musik dan film serta kegiatan sosial dan kemanusiaan. Ia telah menerima banyak penghargaan dan pengakuan atas karya-karyanya serta memberikan pengaruh yang besar bagi generasi bassist selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *